Adila meliukkan tubuhnya mengiringi rentak lagu yang membingitkan telinga itu... Kelihatan sungguh asyik dia menari... Malam itu dia umpama ratu di lantai dansa... Sambil dia menari Adila menjeling tajam di meja yang cuma beberapa tapak jauh dari tubuhnya... Kelihatan seorang lelaki muda separa tersenyum memandang Adila... Lelaki itu meneguk minuman di meja sebelum kembali menjamu matanya dengan tubuh Adila yang nyata terdedah... Lelaki itu menghabiskan minumannya yang berada di dalam cawan... Kemudian menuju kearah Adila yang tenggelam dalam dentuman muzik...
Hassan memeluk Adila... Bau perfume kepunyaan Adila menusuk nalurinya... Sambil tersenyum pelukan diketatkan sambil badannya turut berdansa bersama Adila... Adila turut tersenyum... Malam ini menjadi sejarah apabila mereka buat kali pertamanya berpelukan... Dada Adila bergetar hebat... Sudah sangat lama dirinya tidak dipeluk tangan lelaki... Berada sedekat itu dengan insan berlawanan jantina... Menari dengan rapatnya... Sehingga detak jantung Hassan juga turut dapat dia rasai... Adila merasakan dia umpama dibuai perasaan yang sukar ditafsir... Namun bibirnya menguntum senyuman mekar...
Mereka tenggelam dalam pelukan masing-masing... Hassan yang sekian lama memerhati Adila selama ini berasa sungguh gembira... Adila di dalam pelukannya kini... Gadis yang selalu menarik perhatian lelaki di kampus kini di dalam dakapannya... Kelab di tengah bandaraya itu menjadi saksi dua manusia yang pada mulanya mengaku berkawan itu mula bercumbu...
Dada Adila berbisik...
"Ya aku sudah jatuh cinta!"...
Sebelum ini Adila sendiri tidak pasti tentang perasaannya... Dia sememangnya rapat dengan Hassan sewaktu di kampus... Mereka selalu digosipkan bersama... Namun zon selesa sebagai kawan membataskan... Tambahan pula hati Adila yang pernah berikrar untuk tidak jatuh hati pada mereka yang berwajah tampan... Padanya... Lelaki yang punya rupa ini buaya...
Tetapi pada malam itu... Pada saat itu... Adila harus mengakui yang di dalam hatinya... Nama Hassan sudah terpahat... Sejak bila dan bagaimana dia juga tidak mengerti... Setiap saat bersama Hassan hatinya melonjak-lonjak kegirangan... Hassan adalah rajanya...
Ketika di dalam kereta sewaktu perjalanan pulang dari kelab malam itu... Tangan Hassan masih menggenggam erat jari jemari Adila... Ada juga kadang kala Hassan mencuri-curi mencium pipi Adila... Sekali dua ciuman yang sama singgah di bibir Adila... Adila tidak pernah menyangka yang Hassan juga mempunyai rasa yang sama terhadapnya... Daya tarikan yang dimiliki kedua mereka umpama magnet... Menarik dan merapatkan lagi...
***
Hampir 2 bulan sejak peristiwa di kelab malam itu... Adila hakikatnya masih lagi terkejut... Dia sendiri tidak menyangka mereka berdua akan menjadi laksana pasangan barat. Berpegangan tangan itu umpama udara... Tidak sah kalau tidak rapat dan hangat... Kata-kata seperti "I love you", "rindu" dan sebagainya bermain di bibir... Namun hubungan itu tidak pernah diiktiraf di mulut... Di kampus mereka berlagak seperti tiada apa yang berubah... Mereka berdua berlagak umpama mereka adalah kawan... Pernah terdetik di hati Adila... Untuk bertanya apakah perasaan sebenar Hassan terhadapnya... Adakah sekadar kawan... Scandal... Kekasih atau pun teman tapi mesra... Namun semua itu hanya igauan hatinya... Tidak pernah disuarakan...
Tiga kali Adila pernah memberi bait-bait kata dan frasa berbunga-bunga supaya Hassan mengiktiraf dirinya sebagai kekasihnya... Berkali kecewa... Adila mula mengendurkan tali perhubungan... Dengan harapan Hassan akan lebih bersemangat... Percaturan Adila menjadi apabila satu malam... Cuma bertemankan lampu jalan yang malap... hassan memegang tangannya dan bertanya...
"Will you marry me?"...
Adila tergamam... Hakikat sebenar sememangnya dia mahu Hassan mengahwininya... Tersangat ingin... Belum sempat Adila menjawab soalan Hassan itu tadi... Hassan membetulkan ayatnya...
"Would you be my girlfriend?"...
Ketika itu Adila merasakan cahaya yang bersinar cerah menjadi sedikit malap... Namun dek kerana rasa sayang dan cinta yang mula bertapak kukuh di hati... Adila mengangguk... Dengan tangisan kegembiraan Adila menjawab...
"I will... I would... Yes... I want to be your girlfriend"...
Sejak dari saat itu hari-hari Adila terasa sungguh membahagiakan...setiap hari meluangkan masa dengan insan yang dicintai... Kalau tidak keluar makan diluar... Adila tidak kekok untuk memasak dirumah untuk Hassan...
***
Masa berjalan begitu pantas... Setahun sudah hubungan mereka... Ketika itu...Adila sedar... Untuk menjadi seorang isteri... Dirinya harus berubah... Dia dan Hassan... Kedua-dua mereka seharusnya berubah kearah yang lebih baik... Adila tahu... Untuk berubah secara drastik... Dirinya tidak mampu... Sedikit demi sedikit... Baginya... Biarlah manusia lain tidak tahu... Janji dirinya tahu jalan kearah mana yang dituju...
Adila bermula dengan membaca buku-buku yang memberi penjelasan tentang agama... Tidak cukup dengan itu... Adila juga mencari maklumat mengenai permasalahan dan penyelesaian mengenai agama... Adila tidak memberitahu kepada Hassan tentang usahanya itu... Kerana Adila takut... Faktor umur mereka yang masih muda... Barangkali Hassan masih belum puas enjoy... Kadang dia semacam takut Hassan tidak dapat menerima 'the new Adila'...
Adila sememangya mempunyai pengetahuan yang sangat cetek tentang agama... Dia dibesarkan dalam keluarga yang punya lebih banyak masalah berbanding jalan penyelesaian... Setiap perkara tentang dirinya... Segala diatur sendiri... Dia sudah terbiasa... Tetapi perihal agama... Dia tidak tahu... Seumpama ada dinding kaca yang memisahkan Adila selama ini dari mencari tuhan... Adila memulakan misinya... Adila mahu menjadi seorang hamba yang lebih baik...
Sedikit demi sedikit... Walupun dirinya belum lagi menyarung tudung ke kepala... Namun... Lagu clubbingnya lama kelamaan bertukar menjadi lagu nasyid... Ketika di dalam kereta Adila lebih gemar menyanyikan nasyid sendiri berbanding mendengar audio... Walaupun suaranya tidaklah sesedap mana... Namun hatinya lebih tenteram... Perubahan diri Adila itu ternyata disedari sendiri oleh Hassan... Kadangkala mereka menyanyikan lagu nasyid bersama-sama didalam kereta...
Hassan sememangnya mengakui... Dirinya lebih menyukai perempuan yang bertudung litup sebagai teman hidup... Tambahan pula kerana keluarga Hassan yang kuat berpegang pada ajaran agama Islam... Cuma Hassan saja yang kadang goyah jiwanya dilambung masa remaja...
***
Kini Adila bertudung dikampus... Perubahan Adila itu disambut baik oleh kebanyakkan rakan kelasnya... Hassan apatah lagi... Dia ternyata sangat menyukai rupa Adila di kelas... Bagi Adila pula... Walau ada bunyi-bunyi kurang enak yang sampai di telinganya... Adila cekalkan hati...
"Mulut manusia sampai bila tidakkan berhenti... Mana mungkin aku dapat puaskan hati semua orang"...
Yang menambahkan lagi bunyi manusia adalah apabila Adila hanya mengenakan tudung apabila di kampus... Segala cacian dan kejian itu dia terima... Dia telan segalanya... Kerana memang salahnya yang tidak sepenuhnya bertudung... Dia menganggap itu dugaan baginya... Perubahan drastik bukan caranya... Pada Adila, biarlah manusia tidak tahu... Janji nawaitu di hati Allah tahu... Perlahan-lahan dunia gelapnya ditinggalkan... Pergaulan antara dia dan Hassan juga mula dibataskan...
***
Adila menggenggam ijazah yg berada di tangan... Matanya melilau mencari kelibat insan-insan yang tersayang... Dari jauh Adila dapat melihat keluarganya... Anak sulung dari keluarga yang besar... Masih ramai lagi adik-adiknya yang masih kecil... Adik-adik Adila berlari mendapatkannya...
"I did it!"...
Hanya itu saja kata yang mampu keluar dari bibir Adila tika itu... Dia sendiri tidak tahu apa yang terkandung di dadanya kini... Tubir matanya bergenang... Adila bersyukur... Dalam kealpaannya dulu... Tenggelam dalam dunia keseronokkan... Nyata Allah masih tidak henti mengurnia nikmat kepadanya... sempat dia berubah... Kini dia berjaya menggenggam ijazah kelas pertama... Alhamdulillah...
Adila terperanjat apabila perutnya disauk tangan seseorang dari belakang... Sejambak bunga besar yang penuh dengan coklat menghiasi ruang matanya... Adila tersenyum seraya berpaling... Adila cukup kenal dengan kelakuan itu... Tak lain tak bukan suaminya yang tercinta...
"Terperanjat ummu.. Abuya ni... Nyaris ummu tak kena heart attack tau! Nasib baik buya bagi coklat... Macam tahu je ummu dok mengidam coklat ni"...
Adila berseloroh dengan suaminya... Dengan senyuman satu cubitan manja singgah di lengan suaminya...
"Auch! Sakitnya ummu... Sorry lah... buya ingat nak buat surprise tadi"...
Suaminya membalas dengan mulut muncung...
"Anak buya yang dok dalam ni terperanjat juga ke?"...
Tambah suami Adila lagi sambil tangannya mengusap perut Adila yang sedikit membonjol disebalik jubah konvokesyennya itu... Adila tersenyum... Impiannya untuk menjadi seorang hamba yang lebih baik termakbul... Dianugerahkan seorang suami yang berpegang kuat pada pegangan agama... Seorang suami yang bersabar menunggunya... Sentiasa tanpa jemu mengajar tentang keindahan Islam... Membimbing Adila setiap hari... Adila memanjatkan rasa syukur itu dalam setiap sujud solatnya...
Dari kejauhan Adila dapat lihat Hassan dan pasangannya berbual mesra dikelilingi ahli keluarganya... Sesekali Hassan mengerling Adila sambil tersenyum... Mereka berbalas senyuman... Tangan kanan Adila mengusap perutnya... Anak bukti cinta antara Adila dan Syamsul, suaminya... Adila lebih bahagia kini... Matanya dilarikan kepada Syamsul... Suaminya itu sedang mendukung adik bongsu Adila... Adik bongsu Adila sememangnya rapat dengan Syamsul... Walaupun suami Adila itu jarang berada di darat dek kerana kekangan kerja sebagai seorang kelasi kapal... Namun Syamsul sangat pandai mengambil hati... Syamsul disayangi seluruh ahli keluarganya...
"Terima kasih Ya Allah... Engkau maha mengetahui apa yang terbaik buat hambamu... Manusia hanya mampu merancang namun sebaik-baik perancangan adalah yang datang dariMu"...
Adila sendiri tidak menyangka selepas kecewa dengan perhubungannya dengan Hassan... Akan hadir seorang insan yang akan mengambilnya sebagai isteri... Sedikit pun Adila tidak menyangka jodoh pilihan keluarganya itu merupakan bekas cintanya dahulu...
Syamsul menyediakan diri... Setelah melihat perubahan Adila yang istiqamah walaupun perlahan dalam mencari sekelumit redha Allah... Dari situlah Syamsul terus tekad menyunting Adila sebagai suri...
"Alhamdulillah Ya Allah"
Sambil tersenyum Adila dan Syamsul berjalan beriringan dengan ahli keluarganya semua...
-Jodoh Itu Rahsia Allah-
Buka hati,
Cuba fahami.
AnakManusia,
AmiA
No comments:
Post a Comment